Sabtu, 26 Februari 2011

senja merah (dalam keheningan)

Tuhan....
aku memang selalu meminta padamu untuk mengirimkan malaikat untukku.

Namun mengapa kau kirimkan malaikat itu sekarang?
Di saat aku masih berwujud iblis.
Aku sangat takut malaikat yang kau kirimkan itu tersakiti oleh belati yang sampai saat ini masih di genggamanku.
Aku tidak ingin sayap2 sucinya yang ia janjikan utuk merengkuhku patah oleh duri yang ada di balik punggungku.

Malaikat itu sangat suci, sangat indah, sangat menenangkan tutur katanya.
Bukan hanya sayapnya yang bisa membawaku terbang tetapi sorot matanya dapat membuatku melayang.
Namun hati ini dan raga ini masih merasa blm pantas untuk menyambutnya.

Memang aku dulu seorang bidadari suci yang selalu berdampingan dengan para dewa2 athena.
Memang aku mempunyai pesona yang bisa meruntuhkan kerajaan nilaposa di kayangan.
Tapi pesona itu meruntuhkan kerajaan hatiku sendiri.
Ketika aku mulai mencoba merasakan sebuah cinta yang aku angap itu adalah jalanku.
Hingga secara perlahan separuh dari jiwaku brubah mnjadi iblis, bgaimana tidak, aku slalu berkelana untuk mncari cinta yang ku anggap benar.
Namun semua itu semakin meruntuhkan kesucianku.

Tuhan...
Aku tidak pantas menerima malaikat yang kau kirimkan untukku saat ini.
Dia hanya belum mengetahui apa yang ada di balik jubah putihku yang kukenakan saat di depannya.
Dia hanya belum mengerti saja Tuhan...

Tuhan..
Jangan sekarang kumohon.
Jangan saat ketika aku masih mau dijamah oleh dewa demos krna mataku masih dibutakan oleh harapan2 kosong yang slalu ia tiupkan di telingaku.
Jangan saat ketika jantungku masih berdetak saat paras tampan dewa formosus menjadi bayang2 di benakku.
Jangan saat ketika pikiranku masih diporak porandakan oleh dewa dulcis dengan segala kata2 manisnya yang bisa membawaku masih menerbangkan harapan terhadapnya.

Jangan di saat aku masih berwujud iblis.
Karena belati yang aku genggam saat ini sangat kutakutkan dapat melukainya.
Karna dia adalah malaikat.
Dan aku adalah iblis.
Bukankah Malaikat dan iblis tidak dapat bersatu?
Bagaimana dengan keadaan ini?
Apakah Kau tetap mengirimkan malaikat itu untuk menjagaku dan perlahan merubah belati ini menjadi sebuah cincin yang nantinya akan kukenakan saat terbang bersamanya?

Tuhan....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar